Pestisida organik merupakan ramuan atau obat-obatan untuk berfungsi membasmi hama dan penyakit pada tanaman yang terbuat dari bahan-bahan alami. Karena pestisida organik terbuat dari bahan-bahan yang alami, maka pestisida jenis ini jauh lebih ramah lingkungan serta jelas lebih aman untuk kesehatan manusia. Bahan-bahan untuk membuat pestisida organik dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan dan juga mikroorganisme.
Pestisida organik memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Berikut ini beberpa kelebihan yang dimiliki oleh pestisida organik:
1. Pestisida organik lebih ramah terhadap lingkungan, karena terbuat dari bahan alami maka sifat pestisida organik lebih mudah terurai menjadi bentuk lain dan tidak merusak lingkungan. Racun dari pestisida jenis ini tidak menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga lingkungan dapat terjaga.
2. Residu racun dari pestisida organik tidak bertahan lama pada batang dan buah tanaman, sehingga hasil panen dari tanaman yang disemprot pestisida organik lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi.
3. Jika dilihat dari sisi ekonomi pemakaian pestisida organik lebih murah karena bahan-bahannya bisa diperoleh dilingkungan sekitar kalaupun beli harganya juga masih terjangkau. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi.
4. Penggunaan Pestisida Organik dapat memberikan nilai tambah pada hasil panen yang dihasilkan. Hasil panen yang non-pestisida atau organik harganya lebih tinggi bila dibanding dengan penggunaan pestisida kimiawi.
5. Pemakaian pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama yang terpadu tidak akan menyebabkan resistensi pada hama.
Disamping mempunyai kelebihan ternyata ada beberapa kelemahan dari pestisida organik diantaranya sebagai berikut:
1. Pestisida organik kurang praktis. Pestisida organik tidak dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Setelah dibuat pestisida harus segera digunakan sehingga tiap kali mau menggunakan atau melakukan penyemprotan harus membuatnya terlebih dulu.
2. Bahan-bahan pembuatan pestisida organik lumayan susah diperoleh dalam jumlah dan kontinuitas yang lumayan cukup untuk penyemprotan.
3. Dari sisi efektifitas, hasil penggunaan atau penyemprotan pestisida organik tidak secepat hasil pemakaian pestisida kimiawi sintetis. Membutuhkan waktu dan frekuensi penyemprotan yang lebih sering supaya hasilnya lebih efektif.
4. Pestisida organik cenderung tidak tahan terhadap sinar matahari dan juga hujan. Namun seiring perkembangan teknologi organik nantinya akan banyak inovasi yang ditemukan dalam mengatasi hambatan itu.
Bahan Baku Pestisida Organik
Tanaman yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan pestisida organik umumnya jenis tanaman atau tumbuhan yang mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder, misalnya seperti alkaloid, fenolik, terpenoid, dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini dapat menanggulangi hama dengan berbagai cara yaitu dengan menghalau (repellent), menghambat makan (anti feedant), menghambat pertumbuhan (growth regulator), menarik (attractant) dan sebagai racun mematikan. Sedangkan, untuk pestisida organik yang dibuat dari bagian hewan umumnya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga dapat dipakai untuk mengendalikan hama dan dapat digunakan untuk membuat pestisida. Berikut ini beberapa bahan yang paling sering dipakai untuk membuat pestisida organik:
Jenis Tanaman
|
Bagian yang digunakan
|
Hama/Penyakit yang dikendalikan
|
Adas
|
Biji
|
Kutu (beras, sereal, palawija)
|
Alang-alang
|
Rimpang
|
Antraknosa pada buncis
|
Babandotan
|
Seluruh tanaman
|
Nematode pada kentang
|
Bawang-bawangan
|
Umbi
|
Busuk batang pada panili
|
Bengkoang
|
Biji
|
Ulat pada kubis
|
Brotowali
|
batang
|
Lalat buahKutu aphids pada cabe
|
Cabe
|
buah
|
Hama tikus pada tanaman hias
|
Cengkeh
|
bunga
|
Phytopthora pada lada
|
Daun wangi
|
Daun
|
Lalat buah, bactrocera dorsalis
|
Gadung
|
Umbi
|
Tikus/rodentisida
|
Jahe
|
Rimpang
|
Ulat Plutella xylostella pada kubis
|
Jambu mete
|
Kulit
|
Ulat jambu mete
|
Jambu biji
|
Daun
|
Antraknosa
|
Jarak
|
Buah dan daun
|
Namatoda pada nilam dan jahe, Lalat penggerek daun pada tanaman
terung-terungan
|
Jengkol
|
Buah
|
Walangsangit pada cabe
|
Jeruk nipis
|
Daun
|
Busuk hitam pada anggrek
|
Kacang babi
|
Biji
|
Ulat pucuk
|
Kayu manis
|
Daun
|
Pestisida organic
|
Kemangi
|
Daun
|
Busuk hitam pada anggrek
|
Kencur
|
Rimpang
|
Phytoptora pada lada
|
Acubung
|
Bunga
|
Kutu, ulat tanah
|
Kenikir
|
Bunga
|
Walangsangit
|
Kunyit
|
Rimpang
|
Phytoptora pada lada
|
Lada
|
Biji, daun
|
Hama gudang, Antraknosa pada cabe
|
Lengkuas
|
Rimpang
|
AntraknosaSemut pada lada
|
Mimba
|
DaunBiji
|
Antraknosa pada buncis dan cabe, Phytoptora pada tembakau,
Belatung, Pengisap polong pada kedelai, Hama pengetam pada kelapa
|
Mindi
|
Daun
|
Ulat penggerek
|
Mahoni
|
Biji
|
Kutu daun pada krisanUlat tanah, Walangsangit, wereng coklat
|
Pacar cina
|
Daun
|
Spodoptera litura pada kedelai dan kubis
|
Pahitan/kipahit
|
Daun
|
Serangga Tribolium castaneum
|
Patah tulang
|
Daun
|
Molusca
|
Pandan
|
Daun
|
Walangsangit
|
Piretrum
|
Bunga
|
Hama gudang
|
Saga
|
Biji
|
Hama gudang sitophilus sp
|
Selasih
|
Daun
|
Lalat buah ( dacus correctus)
|
Sembung
|
Daun
|
Keong emas
|
Sereh
|
Batang, daun
|
Herbisida organic
|
Sirih
|
DaunAbu
|
Antraknosa pada cabeTMV pada tembakau, Hama gudang
|
Srikaya
|
Biji
|
Thrips pada sedap malam, Kutu daun pada kedelai, kacang panjang, jagung,
kapas, tembakau
|
Sirsak
|
Biji, daun
|
Wereng coklat pada padi
|
Tembakau
|
Daun, batang
|
Ulat grayak pada famili terung-terungan (tomat, cabe, paprika, terung),
Walangsangit
|
Tembelekan
|
Biji
|
Ulat grayak Spodoptera litura pada kedelai, Penggerek polong
|
Tuba
|
akar
|
Keong mas, Hama gudang
|
Macam-Macam Pestisida Organik dan Cara Membuatnya
Terdapat berbagai resep atau cara mudah untuk membuat pestisida organik. Sampai saat ini tidak ada standardisasi dalam proses pembuatan pestisida organik. Resep atau cara pembuatan pestisida organik biasanya diperoleh dari pengalaman para petani, kearifan lokal, dan hasil percobaan para praktisi serta berdasarkan pada hasil penelitian ilmiah. Berikut ini beberapa cara atau resep membuat pestisida organik yang paling sering dipakai para petani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman.a. Pengendali serangga penghisap (kepik dan kutu-kutuan)
Untuk membuat pestisida organik khusus serangga, siapkanlah bahan-bahan berikut ini:- Daun surian 1 kg
- Daun lagundi 1 kg
- Daun tembakau 1kg
- Daun titonia 1 kg
- Air kelapa sebanyak 2 liter
- Gambir 0,5 ons
- Garam dapur 1 ons
- Air panas 500 ml
Setelah itu siapkanlah penumbuk yang terbuat dari batu, atau bisa juga menggunakan blender. Tumbuklah daun tembakau, daun surian, daun lagundi dan daun titania, tumbuk dan aduk sampai rata. Jika bahan sudah lembut, kemudian direndam dalam air kelapa dan serta diaduk-aduk. Kemudian campuran tersebut diambil ekstrak atau sarinya, dengan cara diperas menggunakan kain. Saringlah kembali hasil perasan lalu ditambahkan dengan garam dapur setelah itu kocok larutan. Siapkanlah cairan gambir caranya dengan melarutkan setengah ons gambir ke dalam 500 ml air panas yang telah disiapkan, kemudian saring dengan kain halus. Langkah terakhir campurkanlah larutan dedaunan dan larutan gambir aduk hingga rata. Larutan dapat dimasukkan ke dalam botol atau jerigen plastik. Pestisida organik sudah siap untuk diaplikasikan.
Cara mengaplikasikan pestisida organik yaitu dengan mengencerkan 500 ml larutan ke dalam 10 liter air bersih. Kemudian diaduk hingga rata, selanjutnya masukkanlah dalam tangki penyemprot. Penyemprotan dilakukan pada pucuk tanaman lebih dulu baru kemudian permukaan atas dan juga bawah daun. Frekuensi pemakaian atau penyemprotan yang dianjurkan dua kali dalam seminggu sampai populasi larva atau serangga berkurang dan tidak membahayakan lagi bagi tanaman.
b. Pengendali ulat pemakan daun
Untuk membuat pestisida organik pengendali ulat daun, pertama-tama siapkanlah bahan-bahannya sebagai berikut:- air kelapa 2 liter
- ragi tape 1 butir
- bawang putih 4 ons
- deterjen 0,5 ons
- kapur tohor 4 ons.
Setelah bahan terkumpul, tumbuklah bawang putih, ragi tape dan kapur tohor hingga halus. Lalu larutkan deterjen ke dalam air kelapa serta diaduk sampai rata. Kemudian masukanlah hasil tumbukan bawang putih, ragi tape, kapur tohor dan disertai pengadukkan. setelah rata campuran tersebut disaring dengan kain yang halus. Langkah terakhir, cairan tersebut difermentasikan selama kurang lebih 20 hari dalam wadah yang tertutup. Pestisida organik pengusir ulat daun sudah siap diaplikasikan.
Cara penggunaan, larutan pestisida organik sebanyak 500 ml diencerkan menggunakan 10 liter air bersih. Aduklah hingga larutan rata dan masukkanlah dalam tangki penyemprot. Frekuensi penggunaan yang disarankan sebanyak 2 kali dalam satu minggu, lakukanlah terus hingga serangan ulat menurun.
c. Pengendali penyakit cendawan atau jamur
Pembuatan pestisida bagi cendawan membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:- daun dakinggang gajah 5 ons
- lengkuas 3 ons, jahe 3 ons
- bawang putih 3 ons
- ekstrak titonia 3 liter.
Langkahnya yaitu tumbuklah daun galinggang gajah hingga halus, kemudian parutlah jahe dan juga lengkuas. Siapkanlah larutan daun titonia, tumbuklah daun titonia sampai halus dan dicampur dengan 3 liter air, seetelah tercampur rata kemudian disaring menggunakan kain halus. Setelah larutan tetonia siap, masukkanlah bahan-bahan yang tadi telah ditumbuk dan diparut ke dalam larutan tersebut serta diaduk sampai rata. Terakhir, saring dan peraslah campuran larutan tersebut. Pestisida organik pengendali cendawan sudah siap diaplikasikan.
Penggunaannya dengan cara mengencerkan 500 ml pestisida organik tersebut dengan 10 liter air, dan diaduk sampai rata lalu masukkan ke dalam tangki penyemprot. Penyemprotan baiknya dilakuan pada seluruh bagian tanaman mulai pucuk, daun hingga batang. Frekuensi penggunaan pestisida yang disarankan yaitu 2 kali dalam seminggu sampai cendawan atau jamur hilang.
d. Pengendali penyakit yang disebabkan bakteri
Untuk membuat pestisida pengendali bakteri, bahan yang perlu disiapkan yaitu sebagai berikut:- daun sirih satu ikat,
- kunyit 2 ons,
- bawang putih 3 ons
- ekstrak daun titonia 3 liter.
Pertama tumbuklah bahan-bahan tersebut satu per satu atau secara bersamaan hingga halus. Rendamlah dalam ekstrak daun titonia selama beberapa menit, untuk pembuatan ekstrak tetonia sama seperti yang telah dijelaskan di atas. Kemudian saring dengan kain halus larutan campuran tersebut. Pestisida pengusir penyakit yang disebabkan bakteri sudah siap digunakan.
Cara pemakaiannya yaitu dengan mengencerkan 500 ml larutan tersebut ke dalam 10 liter air. Setelah itu masukkanlah pada penyemprot, frekuensi penggunaan atau penyemprotan yang diajurkan yaitu sebanyak 2 kali dalam seminggu.
e. Pengendali serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan dari daun inggu
Bahan yang perlu disiapkan yaitu:- daun inggu 1,5 kg,
- bunga tahi ayam 1,5 kg,
- gambir 0,5 ons,
- air kelapa 3 liter
- air bersih panas 500 ml.
Pertama-tama daun inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk sampai halus, kemudian direndam dalam air kelapa. Setelah direndam, peraslah dan saring campuran larutan tersebut. Lalu siapkanlah larutan gambir, yaitu gambir dilarutkan dengan air panas. Kemudian lartuan gambir disaring dan dicampurkan dengan daun inggu. Pestisida organik dari daun inggu sudah siap untuk digunakan.
Cara pemakaiannya, 1 liter pestisida organik tersebut diencerkan dengan mamakai 10 liter air yang bersih. Aduklah hingga rata dan masukkan ke dalam tangki penyemprot. Semprotlah seluruh bagian tanaman hingga rata, frekuensi penyemprotan yang dianjurkan seminggu dua kali.
f. Pengendali antraknosa pada tanaman cabe
Bahan-bahan yang harus disiapkan yaitu sebagai berikut:- daun galinggang gajah 2,5 ons
- daun tembakau 2,5 ons
- daun thitonia 2,5 ons
- daun lagundi 2,5 ons
- garam 1 ons
- gambir 3 buah.
Tumbuklah hingga halus daun galinggang, tembakau, titonia dan daun lagundi. Setelah itu masukan ke dalam ember yang diisi dengan 1 liter air bersih, lalu tambahkanlah garam dan dibiarkan selama satu malam. Setelah itu larutan tersebut di saring dan peras airnya hingga kering. Siapakn larutan gambir dengan mencairkan tiga buah gambir menggunakan satu gelas air panas dan campurkanlah larutan gambir kedalam larutan hasil penyaringan tadi, aduklah sampai rata. Pestisida organik pengendali antraknosa yang menyerang tanaman cabe sudah siap diaplikasikan.
Cara pemakaiannya, masukkanlah 1 liter larutan tersebut ke dalam tangki semprot 15 liter. Penggunaan pestisida organik ini sebaiknya dilakukan sejak tanaman cabe mulai berbuah, semprotkanlah seminggu sekali saja. Kemudian amati buah tanaman cabe tersebut, apabila terdapat buah cabe yang terkena serangan antraknosa segeralah petik dan buanglah sejauh mungkin dari lahan agar tidak menyebar. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari. Air semprotan sebaiknya berbentuk kabut supaya lebih rata dan teknik penyemprotan dilakukan mulai dari bawah ke atas. Pada musim hujan dapat ditambahkan garam sebanyak 2,5 ons ke dalam larutan.
Berdasarkan pengalaman, pestisida organik ini dapat mengendalikan serangan antraknosa mencapai 80 %. Ramuan tidak tahan lama dan masih dapat digunakan selagi aromanya masih khas. Bila aromanya sudah mulai berubah maka kemampuannya pun sudah menurun, dan sebaiknya larutan dibuat setiap kali akan memakai.
0 Response to "Cara Mudah Membuat Pestisida Organik"
Post a Comment